Ular yang satu ini bisa terbilang aneh. Ular yang disebut warga Pamekasan, Madura, dengan Kabertanah ini melahirkan anak sebanyak 53 ekor.

Dari informasi yang dihimpun dari warga, saat masih hidup, ulat tersebut melahirkan anak sebanyak 23. Namun, senin (14/11/2011) pukul 20.30 WIB, saat ular tersebut mati karena dibunuh warga, dari perut ular tersebut masih tersisa 30 ekor. 

Lantaran banyak warga sekitar yang penasaran dengan kabar lahirnya 50 ekor ular, maka Gafur (35), baru mengubur ular temuan anaknya Agung (9), Rabu (16/11) siang.

"Pak Camat Kota dan Pak Kades, masing-masing membawa seekor anak ular yang telah diawetkan dalam cairan alkohol," kata Gafur, saat ditemui di rumahnya di Jalan Bhayangkara Desa Laden, Rabu (16/11/2011).

Kepada wartawan, Gafur mengatakan, saat itu yang mengetahui adanya ular adalah anaknya. Ular tersebut keluar dari bawah kulkas yang berada di dalam rumahnya. Karena khawatir, dia memukul kepala ular dengan gagang sapu saat ular itu berusaha kabur.

"Khawatir menggigit anak saya, maka saya kembali memukul kepala ular. Karena diam, ular itu saya seret ke teras depan rumah. Di teras itulah saya melihat dari lubang dekat ekor keluar 5 ekor anak ular," urai Gafur.

Setelah mengeluarkan 23 ekor anak ular, induk ular diketahui telah mati. Gafur yang melihat perut ular masih menggelembung, akhirnya menyayatnya dengan silet. "Dari dalam perutnya, saya mengeluarkan 30 ekor anak ular yang telah mati," jelas bapak 3 anak itu.

Gafur mengatakan, ular aneh itu dikenal warga Madura dengan sebutan Ular Kabertanah. Ukurannya terbilang kecil. "Panjang ular itu mirip lengan anak saya. Tidak sampai 50 cm dengan diameter sekitar 4 cm," imbuhnya.

Kabar ular melahirkan itu akhirnya didengar petugas Dinas Peternakan (Disnak) Pamekasan. Seorang dokter hewan menjelaskan kepada Gafur jika ular Kabertana itu sebenarnya tidak melahirkan. Namun, menelan seluruh telurnya untuk menyelamatkan dari predatornya.

Kepada Gafur, dokter hewan Disnak Pamekasan itu mengatakan, lantaran ada kontraksi karena dikepruk kepalanya, maka anak-anak ular yang telah mati itu keluar dari dubur induknya bersama kotorannya.

"Kata dokter hewan yang ikut melihat bangkai ular Kabertanah, setelah
menetas induk ular akan memuntahkan anak-anaknya," beber Gafur.

Sementara itu, dari informasi yang dihimpun, ular yang melahirkan anaknya tidak dengan cara bertelut juga pernah ditemukan para ilmuwan biologi. Para pakar ini pernah menemukan fosil ular dan kadal yang melahirkan anaknya bukan dengan mengerami, melainkan melalui proses hamil.

Bahkan, seorang profesor di Chinese Academy of Sciences mengungkapkan, sekitar 20 persen populasi ular dan kadal berkembang biak dengan melahirkan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " "

Post a Comment