Mengapa Perempuan Bertahan dalam Hubungan yang Buruk?
Anda pasti tak habis pikir bagaimana remaja saat ini begitu mudah gonta-ganti pacar. Ada yang baru pacaran sehari, lalu putus. Dua hari kemudian, ia sudah mendapatkan pacar baru.
Tetapi, Anda mungkin lebih tak memahami jalan pikiran perempuan yang memilih bertahan dalam hubungan yang tidak sehat. Mengapa perempuan rela hidup tertekan dengan pria yang selalu merendahkan dirinya, atau selalu berselingkuh, dan bukannya putus hubungan (atau bercerai) saja? Beberapa hal ini mungkin menjadi alasan mereka:
1. Takut jika harus melajang lagi. Rihanna dan Jennifer Lopez adalah contoh perempuan yang paling tak suka menjadi lajang. Pada majalah Esquire tahun lalu, Rihanna mengungkapkan bahwa ia benci jika tidak didampingi seorang pria. Karenanya, ia berharap bisa menemukan pria istimewa untuk berbagi hidup. Dan, kita tahu Rihanna sekarang kembali ke pelukan kekasih lama yang dulu melakukan kekerasan padanya, Chris Brown.
2. Tak ingin menghadapi stigma negatif menjadi janda.Banyak artis yang setelah bercerai seperti terburu-buru untuk menikah lagi. Alasannya, khawatir menjadi bahan gunjingan masyarakat jika terlalu lama menjadi janda. Misalnya, tak baik bila terlalu lama didampingi teman pria tanpa status yang jelas. Demi status, akhirnya beberapa di antara mereka kembali terjebak dalam hubungan yang sama buruknya.
3. Menginginkan anak. Sebagian perempuan mengesampingkan hubungan yang buruk dengan suami, karena masih berharap untuk mempunyai anak. Beberapa perempuan juga berharap bahwa kehadiran anak bisa mengubah perilaku suami yang mengabaikan dirinya, misalnya kerap berselingkuh, atau kerap menghabiskan waktunya sendiri bersama teman-temannya.
4. Enggan menyakiti hati pasangan. Kadang-kadang, pria lah yang tak mau ditinggalkan dalam suatu hubungan yang buruk. Namun meskipun merasa tak bahagia, perempuan enggan mengakhiri hubungan tersebut karena tak ingin menyakiti hati pasangannya. Akibatnya, perempuan ini tak bisa melanjutkan kehidupannya dengan bebas dengan orang lain, dan terpaksa hidup dalam tekanan.
5. Tidak ingin anak-anaknya susah. Perceraian orangtua sering membuat anak-anak menjadi korban. Dari sisi perempuan, ketika ia tidak bekerja, ia tak ingin anak-anaknya hidup susah jika ikut bersamanya. Selain itu, mereka tak ingin anak-anak berada di tengah-tengah pertikaian orangtuanya, jika perceraian itu masih menyisakan masalah.
6. Dengan bertahan, perempuan berharap semuanya menjadi lebih baik. Banyak perempuan yang menaruh harap bahwa lama-kelamaan sang suami akan tersadar bahwa sikapnya selama ini salah, dan berusaha memperbaiki hubungan. Bagaimana pun juga, setiap orang perlu diberi kesempatan kedua untuk memperbaiki diri. Dengan sama-sama berkomitmen untuk mengubah sikap, siapa tahu perkawinan bisa diselamatkan.
7. Takut tak bisa menemukan pria yang lebih baik. Ketika hubungan dengan suami sudah berjalan lama, bisa jadi perempuan itu jadi bergantung pada sosok suami. Apalagi ia sendiri tidak mengembangkan kehidupan sosial dengan baik, sehingga tidak mempunyai lingkaran pergaulan yang luas. Ia sangsi akan dapat menemukan pria yang lebih baik daripada sang suami.
8. Menganggap dirinya sebagai sumber masalah. Tuntutan menjadi perempuan yang sempurna sering membuat perempuan memaksa dirinya untuk mampu melakukan segalanya. Ketika ada sesuatu yang tidak berjalan dengan baik, misalkan prestasi anak menurun, atau anak memukul teman-temannya di sekolah, perempuan lantas merasa ia lah yang tidak becus mendidiknya. Dengan demikian, ia terus bertahan dalam hubungan tersebut karena ingin "menebus" kesalahannya.
9. Tidak memahami bagaimana hubungan yang sehat. Perceraian orangtua menjadi penyebab mengapa hubungan Drew Barrymore dengan banyak pria selalu kandas. Pernikahan pertamanya dengan seorang pengusaha bar hanya berjalan tiga minggu. Drew mengaku, kegagalannya dalam membina hubungan sebagian disebabkan karena ia tak pernah mendapat contoh dari orangtuanya bagaimana relasi suami istri yang baik. Untunglah kini Drew telah berhasil menemukan pria idamannya, Will Kopel, dan mereka baru saja dianugerahi bayi perempuan yang sehat.