NASIB TERCORENG ARANG

berkali-kali kau mengenakan arang di keningku aku selalu menutupinya dengan rambut tetapi angin selalu menyingkapnya dengan kepura-puraan kukatakan alam telah melukiskan nasib menutup diri yang terbuka malunya pada siapa saja, tak terkecuali burung dan batu-batu untuk sekali saja aku telah menekur setelah itu terlalu berat mengangkat wajah karena arang telah menuliskan penyimpangan hidup di

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "NASIB TERCORENG ARANG"

Post a Comment