Sisi Lain.. Pernikahan 'Dini'


Sudah umum  dalam masyarakat bahwa di usia muda, menikah dan membangun keluarga bukanlah prioritas utama. Di usia ini, kalangan muda masih bersemangat mengejar jenjang karir lebih tinggi. Bagi sebagian besar mereka, menikah merupakan pilihan terakhir.



Seringkali pernikahan baru terpikir atau terjadi pada usia 30-an, bahkan lebih lama lagi. Secara psikologis, keputusan menikah di usia lebih tua mempengaruhi kesehatan pasangan suami-istri dan anak-anak mereka di masa depan.



Tim peneliti dari Universitas Pennsylvania Amerika Serikat menemukan keluarga yang dibentuk dalam usia muda (18 hingga 25 tahun), memberi efek terhadap kesehatan psikologis lebih baik dibandingkan pasangan yang menikah dalam usia lebih tua.



Ini merupakan kesimpulan dari penelitian yang melibatkan 8.000 keluarga. Dari hasil pengamatan, peneliti menemukan menikah pada usia muda membantu meningkatkan hubungan orangtua-anak. Anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga yang dibangun lebih awal dengan cenderung memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi.
 
Sebagai tambahan, para ahli menduga anak-anak yang lahir dari keluarga yang lebih muda memiliki norma dan sikap yang lebih baik. Mereka juga lebih terlindungi dari risiko terkena depresi.

Keuntungan bagi pasangan yang menikah dini adalah kehidupan keluarga menjadi lebih mandiri dan masing-masing pasangan lebih bertanggung jawab. Bekerja sekaligus belajar membantu terbentuknya sikap mandiri tersebut. Lebih jauh lagi, peneliti menemukan pasangan yang menikah muda memiliki bentuk tubuh lebih baik serta penguasaan emosi dan stres yang lebih stabil.


• VIVAnews

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sisi Lain.. Pernikahan 'Dini'"

Post a Comment