Tentara dan Lollipop di medan Perang
Tentara yang terluka parah saat berperang biasanya diberi suntikan morfin untuk meredakan nyeri. Berkat perkembangan teknologi, kini pereda nyeri untuk para tentara juga bisa dikemas dalam bentuk permen lolipop yang jauh lebih aman.
Memberikan permen lolipop pada tentara yang terluka sepintas terdengar konyol, karena kesannya seperti anak kecil. Ketika anak kecil kesakitan misalnya karena tersandung, dengan mudahnya permen lolipop bisa mengalihkan perhatian anak tersebut dari rasa sakit.
Namun permen lolipop yang diberikan untuk tentara tentu berbeda dengan permen lolipop untuk anak-anak. Permen lolipop khusus untuk tentara di medan perang ini berisi Fentanyl, sejenis narkotika sintetis yang berkhasiat sebagai pereda nyeri seperti halnya morfin.
Bedanya dengan morfin, Fentanyl dalam bentuk lolipop tidak perlu disuntikkan melainkan cukup dihisap. Tidak hanya lebih praktis, dari sisi keamanan obatnya pemberian pereda nyeri melalui permen lolipop ini juga disebut-sebut lebih menguntungkan.
"Penyerapan obat akan lebih cepat ketika dihisap, lalu masuk ke pembuluh darah di sekitar mulut, dibandingkan saat disuntikkan di lengan atau kaki," ungkap Kapten Brian Block dari Korps Marinir Amerika Serikat seperti dikutip dari Channelnewsasia, Rabu (2/11/2011).
Selain itu, obat yang diberikan dengan cara dihisap juga lebih memungkinkan untuk dibatalkan atau dihentikan jika ternyata pasien itu tidak membutuhkannya. Berbeda dengan morfin biasa, sekali suntik maka obat itu tidak mungkin dikeluarkan lagi.
Korps Marinir AS sendiri sudah menggunakan lolipop berisi Fentanyl ini sejak 2 bulan yang lalu. Namun karena pada dasarnya sama-sama tergolong narkotika, penggunaannya oleh para tentara akan diawasi dengan sangat ketat seperti halnya suntikan morfin.
Namun permen lolipop yang diberikan untuk tentara tentu berbeda dengan permen lolipop untuk anak-anak. Permen lolipop khusus untuk tentara di medan perang ini berisi Fentanyl, sejenis narkotika sintetis yang berkhasiat sebagai pereda nyeri seperti halnya morfin.
Bedanya dengan morfin, Fentanyl dalam bentuk lolipop tidak perlu disuntikkan melainkan cukup dihisap. Tidak hanya lebih praktis, dari sisi keamanan obatnya pemberian pereda nyeri melalui permen lolipop ini juga disebut-sebut lebih menguntungkan.
"Penyerapan obat akan lebih cepat ketika dihisap, lalu masuk ke pembuluh darah di sekitar mulut, dibandingkan saat disuntikkan di lengan atau kaki," ungkap Kapten Brian Block dari Korps Marinir Amerika Serikat seperti dikutip dari Channelnewsasia, Rabu (2/11/2011).
Selain itu, obat yang diberikan dengan cara dihisap juga lebih memungkinkan untuk dibatalkan atau dihentikan jika ternyata pasien itu tidak membutuhkannya. Berbeda dengan morfin biasa, sekali suntik maka obat itu tidak mungkin dikeluarkan lagi.
Korps Marinir AS sendiri sudah menggunakan lolipop berisi Fentanyl ini sejak 2 bulan yang lalu. Namun karena pada dasarnya sama-sama tergolong narkotika, penggunaannya oleh para tentara akan diawasi dengan sangat ketat seperti halnya suntikan morfin.
http://www.detikhealth.com/read/2011/11/03/103659/1759043/763/permen-lolipop-untuk-tentara-yang-terluka-di-medan-perang?l991101755
0 Response to "Tentara dan Lollipop di medan Perang"
Post a Comment