Single Itu Peluang Bukan Kesialan
Walaupun masih laris, namun bukan berarti institusi perkawinan dan budaya menikah tidak terkena krisis. Krisis ekonomi? sepertinya bukan, karena pesta pernikahan merupakan bisnis yang tahan krisis ekonomi. Tetapi kini pernikahan sedang mengalami krisis kepercayaan hingga desakralisasi.
Banyak perempuan dan pria, atau tepatnya para single yang mempertanyakan pentingnya menikah. Kalau menikah karena ingin punya keturunan kenapa harus menikah? Kalau tidak punya pasangan untuk diajak berinvestasi, tinggal pergi ke bank sperma, kemudian inseminasi, hamil, melahirkan, punya anak. Beres! Toh, secara hukum anak di luar nikah kini sudah terlindungi secara hukum.
Menikah atau menjadi single pastilah tak luput dari senang dan petaka. Kebahagian dan kesedihan. Apapun yang dipilih, dua hal tersebut hadir dalam prosentase yang sama. Tidak lebih, tidak kurang. Single atau berpasangan, adalah pilihan hidup. Maka jika kini setiap orang lebih bebas mengekspresikan pilihan hidupnya, sepertinya lumrah dan wajar.
Jadi menjadi single itu bukan seperti ruang tunggu sebelum naik bahtera pernikahan, atauexecutive lounge sebelum bertemu dan terbang bersama pasangan. Tidak terikat dalam pernikahan adalah cara paling tepat untuk hidup. Tetapi jika mengikatkan diri untuk berkomitmen bersama pasangan, mungkin hidup akan lebih mermakna karena bunga-bunga pengorbanan, penderitaan, saling mengerti, menghormati, dan menghargai akan tumbuh subur di taman hidup.
Bahagia adalah kata kuncinya. Maka untuk menjadi single yang berbahagia, beberapa cara berikut ini bisa dilakukan.
Komunitas
Membangun komunitas merupakan hal yang penting bagi single karena dengan begitu single bisa memenuhi beberapa kebutuhannya untuk memperhatikan dan diperhatikan. Semakin banyak kebutuhan yang terpenuhi dari komunitas, maka single akan semakin berbahagia.
Komunitas penting artinya, jika single menarik diri dari lingkungannya maka kualitas hidupnya pasti terpengaruh. Kemudian termenung di ruang tunggu menjadi jalan terakhirnya. Pasrah, kalau datang pasangan syukur, kalau tidak datang, malang benar nasib ini.
Nikmati hidup
Dengan tidak adanya ikatan waktu, selain waktu kerja, single bebas melakukan apa saja. Waktu yang tersedia harus disediakan untuk kesenangan bukan untuk kerja tambahan atau kerja lembur. Sering kali single bekerja untuk melupakan masalah, ujung-ujungnya tetapi menjadi tidak bahagia karena tekanan pekerjaan. Sadarlah, prestasi dan karir bukan segala-galanya.
Tempatkan masa lalu pada waktu lalu
Merusak hidup memang gampang, tinggal menenggelamkan diri pada peristiwa masa lalu, kemudian marah dan membencinya maka gelaplah hari ini dan hari-hari yang akan datang. Banyak para single yang menjadikan masa lalu sebagai contoh buruk, kemudian membuat formula penangkalnya, lalu dibawa ke mana-mana setiap hari sebagai penangkal supaya tidak terulang lagi.
Tinggalkan masa lalu, hidup harus selalu baru. Jika tidak sanggup keluar sendiri dari masa lalu,berkunjunglah ke ahli psikologi.
Sekali lagi menjadi jomblo atau single bukan kesialan, melainkan kesempatan untuk menemukan warna terindah dalam hidup, warna yang sejati yang paling diinginkan. Dan dengan penuh kebanggaan akan terucap “Inilah hidup saya. Saya telah melakukannya seperti yang saya inginkan!”