Waspada El Nino Akibat Cuaca Ekstrim

Gejala El Nino
Pada Februari 1998, California, Amerika Serikat dihantam curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama. Media-media kala itu menginformasikan berbagai bencana dan kendala yang harus dihadapi warga California, akibat cuaca ekstrem ini.
Tanah longsor dan banjir menyebabkan masyarakat harus kehilangan sebagian harta bendanya. Pemerintah setempat ketika itu mengumumkan ada 35 kabupaten yang menderita akibat hujan yang terus menerus. Setidaknya 17 orang tewas. Palang merah setempat juga membuka 79 tempat penampungan dan dipadati lebih dari 100.000 orang.
Biang keladi cuaca yang tidak biasa ini adalah El Niño, fenomena yang dipicu oleh pemanasan air di khatulistiwa Samudera Pasifik yang menggeser pola cuaca di seluruh dunia.
El Nino dilaporkan tidak terjadi di California saja. Pada 1997-1998, hujan deras menghanyutkan desa di Peru utara, gelombang panas terjadi di Australia, dan Indonesia mengalami kebakaran rawa gambut dalam jumlah besar. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan, menurut para analis mencapai US$ 45 miliar dan 23.000 jiwa kehilangan harta benda mereka.
Mengingat kerusakan ekstrem yang disebabkan El Niño, para ilmuwan kemudian ingin mengetahui bagaimana frekuensi dan intensitas El Nino.
"Ini adalah studi pertama yang kami pikir akan ada koneksinya, " Mike Halpert, Wakil Direktur National Oceanic and Atmospheric Administration Iklim Prediction Center di College Park kepadaNBC News.
Hasil temuan para analis tersebut kemudian diterbitkan pada Minggu (19/1), di jurnal Nature Climate Change. Penelitian ini kemudian menghasilkan sebuah kesimpulan awal, dimana El Nino ekstrem akan berulang kurang lebih setiap 20 tahun. Dan El Nino ekstrem yang terjadi di California pada 1998, telah terjadi 16 tahun sebelumnya. Di negara-negara yang sebelumnya terkena El Nino, bersiaplah untuk dampak El Nino selanjutnya.

Subscribe to receive free email updates: